Minggu, 08 Maret 2015

kerajinan wayang kulit



TUGAS SENI BUDAYA
SMP N 2 KASIHAN

LAPORAN HASIL PENGAMATAN
KERAJINAN WAYAN KULIT

Oleh: Aurelia Ericka Citra Ayudya
IXC/03
TUGAS SENI BUDAYA
SMP N 2 KASIHAN

LAPORAN HASIL PENGAMATAN
KERAJINAN WAYAN KULIT
Oleh: Aurelia Ericka Citra Ayudya
IXC/03

Latar Belakang dan Tujuan

      Latar belakang pembuatan karya tulis “Laporan Hasil Pengamatan Kerajinan Wayang Kulit” ini adalah untuk memenuhi tugas dari guru Seni Budaya kami. Selain itu juga untuk menambah nilai mata pelajaran Seni Budaya kami. Serta sebagai sarana memperluas dan berbagai ilmu pengetahuan mengenai seni dan budaya terutama kerajinan Wayang Kulit.
        Tujuan kami membuat “Laporan Hasil Pengamatan Kerajinan Wayang Kulit” ini adalah untuk :
1.    Menjelaskan mengenai pengertian wayang kulit.
2.   Menjelaskan sejarah wayang kulit.
3.   Menjelaskan pembuatan wayang kulit
4.   Menjelaskan fungsi wayang kulit

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas karunia & rahmatnya, saya dapat menyelesaikan laporan hasi pengamatan kerajinan wayang kulit ini.
Tak lupa juga saya mengucapkan trimakasih kepada guru Seni Budaya selaku pembimbing, serta orang tua saya yang telah mendanai, dan juga teman- teman yang mendukung saya.
Saya mohon maaf apa bila laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar laporan ini menjadi lebih baik.


                                                  Bantul, 17 November 2014

Penyusun

Daftar  isi
Sampul Buku
Judul Buku
Latar Belakang dan Tujuan
    Kata Pengantar
    Daftar Isi
   A.Pengertian Wayang Kulit
     B. Sejarah Wayang Kulit
       C. Alat dan Bahan Pembuatan Wayang kulit
       D. Proses Pembuat Wayang Kulit
       E. Fungsi Wayang Kulit
       F. Galeri
   Penutup

                                                                   

A.   Pengertian Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa.Wayang berasal dari kata 'MaHyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan',hal ini disebabkan karena penonton juga bias menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja.
Wayang kulit adalah boneka yang terbuat dari pahatan kulit yang dimanfaatkan untuk memerankan tokoh pada pertunjukan tradisional.
Wayang kulit merupakan sejenis hiburan pementasan bayang yang terhasil dari patung yang dibuat daripada belulang (kulit lembu/kerbau/kambing). Terdapat pelbagai jenis wayang kulit bergantung kepada tempat asal mereka. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden.
Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yiaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disuluhkan lampu eletrik atau lampu minyak (dian), sehingga para penonton yang berada disebelah berlawanan layar dapat melihat bayangan wayang yang berada ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.




B.    Sejarah Wayang Kulit

Pewayangan berasal dari pemerintahan Raja Airlangga, abad ke-10 masehi.
Konon pertunjukan wayang sudah dikenal di Indonesia jauh sebelum kedatangan orang-orang Hindu. Pertunjukan itu mulai muncul sekitar zaman Neolitik, atau zaman 1500 SM.
Munculnya wayang ditafsirkan karena bayangan lukisan manusia dipandang dapat merupakan tontonan yang menghibur. Pada awalnya, gambar bayangan tersebut diwujudkan diatas daun tal. Karena daun tal dianggap terlalu kecil, selanjutnya gambar dipindahkan ke atas kulit lembu atau sapi.
Gambar yang ditatah tersebut kemudian diberi kain putih. Dengan bantuan sinar lampu, penonton dapat melihat bayangan hitam pada layar. Itulah yang disebut pertunjukan wayang. Yang artinya melihat bayangan (wayang).




C.    Alat dan Bahan Pembuatan Wayang Kulit
Bahan:
·        Kulit kerbau yang sudah diolah menjadi kulit lembaran 50 x 30 cm.
·        Cat bubuk
Alat:
·        Pencil
·        Besi baja runcing
·        Kuas
D.   Proses Pembuatan Wayang Kulit
Wayang kulit dibuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipola wayang menggunakan pencil laludipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda.
Namun pada dasarnya, untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang ukiran yang sengaja dibuat hingga berlubang. Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan, pada tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan siku, cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Tangkai yang fungsinya untuk menggerak bagian lengan yang berwarna kehitaman juga terbuat berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya umumnya dengan menggunakan prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau bisa juga dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada, hasilnya jauh lebih baik, warnanya bisa tahan lebih lama dibandingkan dengan yang bront.




E.    Fungsi Wayang Kulit
Dalam era globalisasi saat ini wayang kukit hanya digunakan sebagai hiburan semata. Berbeda pada zaman dahulu, wayang kulit kerap digunakan untuk media dakwah dan penyebaran agama islam, yang populer disebarkan oleh sunan Kalijaga, seorang wali penyebar agama islam di pulau jawa.
Pertunjukan wayang kulit ditujukan untuk melestarikan budaya Indonesia agar tidak punah dan tidak diakui oleh bangsa lain. Wayang kulit adalah gurunya masyarakat, demikianlah salah satu pernyataan idiomatik yang dapat dipredikatkan untuk sebuah pagelaran wayang kulit. Bukan berarti menempatkan dirinya sebagai sang guru, tetapi lebih pada banyaknya pesan-pesan moral dan pendidikn yang dapat disisipkan dalam sebuah pagelaran wayang kulit.
Wayang kulit juga berfungsi sebagai alterntif media pendidikan masyarakat karena dengan media ini maka minat dan kemampuan masyarakat masih cukup tinggi untuk menikmati pertunjukan ini, sehingga sambil menikmati hiburan mereka mendapat masukan pesan-pesan positif dari sang dalang.
Wayang menjadi media informasi, karena dari segi penampilannya, sangat komunikatif di dalam masyarakat. Dapat diapakai untuk memahami sesuatu tradisi, dapat diapakai sebagai alat untuk mengadakan pedekatan kepada masyarakat¸memberikan informasi mengenai masalah-masalah kehidupan dan segala seluk-baluknya.

Wayang sebagai media hiburan, karena wayang dipakai sebagai pertunjukan di dalam berbagai macam keperluan sebagai hiburan. Selain dihibur para peminat dibudayakan dan diperkaya secara spiritual.

0 komentar:

Posting Komentar