TUGAS SENI BUDAYA
SMP
N 2 KASIHAN
LAPORAN HASIL PENGAMATAN
KERAJINAN WAYAN KULIT
Oleh: Aurelia
Ericka Citra Ayudya
IXC/03
TUGAS SENI BUDAYA
SMP
N 2 KASIHAN
LAPORAN HASIL PENGAMATAN
KERAJINAN WAYAN KULIT
Oleh: Aurelia
Ericka Citra Ayudya
IXC/03
Latar Belakang dan Tujuan
Latar belakang pembuatan karya tulis
“Laporan Hasil Pengamatan Kerajinan Wayang Kulit” ini adalah untuk memenuhi
tugas dari guru Seni Budaya kami. Selain itu juga untuk menambah nilai mata
pelajaran Seni Budaya kami. Serta sebagai sarana memperluas dan berbagai ilmu
pengetahuan mengenai seni dan budaya terutama kerajinan Wayang Kulit.
Tujuan kami membuat “Laporan Hasil Pengamatan Kerajinan
Wayang Kulit” ini adalah untuk :
1.
Menjelaskan mengenai pengertian wayang kulit.
2.
Menjelaskan sejarah wayang
kulit.
3.
Menjelaskan pembuatan wayang kulit
4.
Menjelaskan fungsi wayang kulit
Kata
Pengantar
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas karunia & rahmatnya, saya dapat
menyelesaikan laporan hasi pengamatan kerajinan wayang kulit ini.
Tak lupa juga saya mengucapkan
trimakasih kepada guru Seni Budaya selaku pembimbing, serta orang tua saya yang
telah mendanai, dan juga teman- teman yang mendukung saya.
Saya mohon maaf apa bila laporan
ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu saya mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca, agar laporan ini menjadi lebih baik.
Bantul, 17 November 2014
Penyusun
Daftar isi
Sampul Buku
Judul Buku
Latar Belakang dan Tujuan
Kata Pengantar
Daftar Isi
A.Pengertian
Wayang Kulit
B. Sejarah
Wayang Kulit
C. Alat dan Bahan Pembuatan Wayang kulit
D.
Proses Pembuat Wayang Kulit
E. Fungsi Wayang Kulit
F. Galeri
Penutup
A. Pengertian Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni tradisional
Indonesia yang terutama berkembang di Jawa.Wayang berasal dari kata 'MaHyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan',hal ini disebabkan karena penonton juga bias menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja.
Wayang kulit adalah boneka yang terbuat dari pahatan kulit yang
dimanfaatkan untuk memerankan tokoh pada pertunjukan tradisional.
Wayang kulit merupakan sejenis
hiburan pementasan bayang yang terhasil dari patung yang dibuat daripada
belulang (kulit lembu/kerbau/kambing). Terdapat pelbagai jenis wayang kulit
bergantung kepada tempat asal mereka. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang
juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang
dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden.
Dalang memainkan wayang kulit di
balik kelir, yiaitu layar yang terbuat dari kain
putih, sementara di belakangnya disuluhkan lampu eletrik atau lampu minyak (dian), sehingga para penonton yang berada
disebelah berlawanan layar dapat melihat bayangan wayang yang berada ke kelir.
Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan
akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.
B. Sejarah Wayang Kulit
Pewayangan berasal
dari pemerintahan Raja Airlangga, abad ke-10 masehi.
Konon pertunjukan
wayang sudah dikenal di Indonesia jauh sebelum kedatangan orang-orang Hindu.
Pertunjukan itu mulai muncul sekitar zaman Neolitik, atau zaman 1500 SM.
Munculnya wayang
ditafsirkan karena bayangan lukisan manusia dipandang dapat merupakan tontonan
yang menghibur. Pada awalnya, gambar bayangan tersebut diwujudkan diatas daun
tal. Karena daun tal dianggap terlalu kecil, selanjutnya gambar dipindahkan ke
atas kulit lembu atau sapi.
Gambar yang
ditatah tersebut kemudian diberi kain putih. Dengan bantuan sinar lampu,
penonton dapat melihat bayangan hitam pada layar. Itulah yang disebut
pertunjukan wayang. Yang artinya melihat bayangan (wayang).
C.
Alat dan Bahan
Pembuatan Wayang Kulit
Bahan:
·
Kulit kerbau yang sudah diolah menjadi kulit lembaran 50 x 30 cm.
·
Cat bubuk
Alat:
·
Pencil
·
Besi baja runcing
·
Kuas
D. Proses Pembuatan Wayang Kulit
Wayang kulit dibuat dari bahan kulit
kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan
sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipola wayang
menggunakan pencil laludipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi
berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat
terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih,
kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya
berbeda-beda.
Namun pada dasarnya, untuk menata atau
membuat berbagai bentuk lubang ukiran yang sengaja dibuat hingga berlubang.
Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan, pada
tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan siku, cara menyambungnya
dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Tangkai yang
fungsinya untuk menggerak bagian lengan yang berwarna kehitaman juga terbuat
berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya umumnya dengan menggunakan
prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau bisa juga dengan dibron, dicat
dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada, hasilnya jauh lebih
baik, warnanya bisa tahan lebih lama dibandingkan dengan yang bront.
E. Fungsi Wayang Kulit
Dalam era globalisasi saat ini wayang
kukit hanya digunakan sebagai hiburan semata. Berbeda pada zaman dahulu, wayang
kulit kerap digunakan untuk media dakwah dan penyebaran agama islam, yang
populer disebarkan oleh sunan Kalijaga, seorang wali penyebar agama islam di
pulau jawa.
Pertunjukan wayang kulit ditujukan
untuk melestarikan budaya Indonesia agar tidak punah dan tidak diakui oleh
bangsa lain. Wayang kulit adalah gurunya masyarakat, demikianlah salah satu
pernyataan idiomatik yang dapat dipredikatkan untuk sebuah pagelaran wayang
kulit. Bukan berarti menempatkan dirinya sebagai sang guru, tetapi lebih pada
banyaknya pesan-pesan moral dan pendidikn yang dapat disisipkan dalam sebuah
pagelaran wayang kulit.
Wayang kulit juga berfungsi sebagai
alterntif media pendidikan masyarakat karena dengan media ini maka minat dan
kemampuan masyarakat masih cukup tinggi untuk menikmati pertunjukan ini,
sehingga sambil menikmati hiburan mereka mendapat masukan pesan-pesan positif
dari sang dalang.
Wayang menjadi media informasi, karena dari segi penampilannya, sangat
komunikatif di dalam masyarakat. Dapat diapakai untuk memahami sesuatu tradisi,
dapat diapakai sebagai alat untuk mengadakan pedekatan kepada
masyarakat¸memberikan informasi mengenai masalah-masalah kehidupan dan segala
seluk-baluknya.
Wayang
sebagai media hiburan, karena wayang dipakai sebagai pertunjukan di dalam
berbagai macam keperluan sebagai hiburan. Selain dihibur para peminat
dibudayakan dan diperkaya secara spiritual.