Kamis, 12 Maret 2015

pranata cara bahasa jawa



Pranata cara Pengetan Tanggap Warsa SMP N 2 KASIHAN Kaping 36

               Sugeng enjang lan Berkah Dalem.                                                                                                            Panjenenganipun kepala sekolah SMP N 2 Kasihan ingkang minulya. Panjenenganipun ketua komite SMP N 2 Kasihan, saha para bapak/ibu guru lan karyawan SMP N 2 Kasihan ingkang kinurmatan, lan para kanca ingkang kula tresnani.

Langkung rumiyin sumanggan kita sami ngaturaken puji syukur dhumateng Gusti ingkang maha asih, ingkang sampun paring berkah dhumateng panjenengan lan kula satemah wonten ing wekdal menika panjenengan sedaya, dalasan kula saged ngrawuhi undangan wonten ing tata adicara Tanggap warsa SMP N 2 Kasihan kaping 36 kanthi wilujeng mboten wonten alangan menapa kemawon.

Salajengipun wonten ing kalenggahan menika kula ingkang kapiji supados dherekaken lampahing adicara wonten ing kalenggahan menika keparenga uninga menggah reroncening adicara, wonten ing kelenggahan menika sepindah pambuka. Ongko kalih ipun atur pambagya harja saking ketua panitia ingkang badhe dipun salirani panjenenganipun ketua panitia. Ongko tiga, atur pangandika saking kepala sekolah SMP N 2 Kasihan ingkang badhe dipun salirani panjenenganipun Bapak Suranto M.pd.  Adicara ingkang ongko sekawan inggih menika pangandika saking wakil siswa/siswi SMP N 2 Kasihan. Adicara salajengipun inggih menika sumene kaseling hiburan. Pungkasaning adicara tanggap warsa SMP N 2 Kasihan inggih menika panutup.

Bapak/ibu dalasan para sederek ingkang kinurmatan mbok bilih mekaten reroncening adicara. Sumangga sami kita wiwiti adicara pengetan tanggap warsa SMP N 2 Kasihan kanthi dedonga miturut kapitadosan ipun piyambak-piyambak. Dedonga kula dherekaken “......” Cekap, matur nuwun.

Adicara ingkang ongko kalih inggih menika atur pambagya harja saking ketua panitia, ingkang badhe dipun salirani panjenenganipun bapak Jaya. Wekdal kula aturaken sak cekap ipun. “....”  Kula aturaken agunging panuwun dhumateng Bapak Jaya.

Adicara ingkang ongko tiga atur pangandika saking kepala sekolah SMP N 2 Kasihan, ingkang badhe dipun salirani panjenenganipun Bapak Suranto M.pd. Wekdal kula aturaken sak cekap ipun. “.....” Kula aturaken agunging panuwun dhumateng Bapak Suranto M.pd

Adicara ingkang ongko sekawan inggih menika atur pangandika saking wakil siswa/siswi SMP N 2 Kasihan ingkang badhe dipun salirani sederek Nicolaus Nugroho. Wekdal kula aturaken sak cekap ipun. “.....” Maturnuwun dhumateng sederek Nicolaus Nugroho.

Adicara salajengipun inggih menika sumene kaselin hiburan “.....”

Bapak/ibu saha para sederek sedaya ingkang kinurmatan, atur uningan bilih adicara wonten ing kalenggahan menika sampun paripurna. Kula ingkang kapiji ndherekaken lampahing adicara mbok bilih wonten kekirangan saha kalepatan kula nyuwun pangapunten.

Sumangga adicara kita tutup kanthi dedonga miturut kapitadosan ipun piyambak-piyambak. Dedonga kula dherekaken “....” Cekap matur nuwun. Sugeng perpisahan mugi rahayu ingkang tansah sami pinanggih. Sugeng siang, matur nuwun, lan Berkah Dalem.
---*AECA*---

Selasa, 10 Maret 2015

Pidato cara evektif mencegah penyakit DBD



Pidato Cara Evektif  Mencegah Penyakit DBD
Yang terhormat kepala sekolah SMPN 2 Kasihan                                                                              Yang kami hormati, Bapak-ibu guru SMP N 2 Kasihan                                                                          Para pengurus OSIS, serta para siswa/i SMP N 2 Kasihan yang terkasih
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya sehingga kami semua dapat berkumpul di tempat ini tidak kurang suatu apa pun.
Pertama-tama penkenankan saya menyampaikan terimakasih atas perkenaan bapak kepala sekolah sehingga saya dapat berdiri ditempat ini untuk menyampaikan sepatah, dua patah kata mengenai cara evektif mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue, atau yang sering kita kenal dengan istilah penyakit DBD.
Penyakit demam berdarah disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes Aegypti. Nyamuk ini dengan mudah berkembangbiak ditempat yang lembab atau berair, dan cenderung bertelur di air bersih. Penyebaran penyakit DBD sudah sangat mengkhawatirkan, ini disebabkan karena kita kurang peduli dan menjaga kebersihan sekitar. Masyarakat luas perlu mengetahui mengenai cara mencegah penyakit DBD.
Tidak perlu cara yang sulit, kita semua pasti sudah tau dengan istilah 3M, 3M merupakan cara yang sangat evektif untuk mencegah penyakit DBD. 3M kepanjangan dari Mengubur, Menutup, dan Menguras. Saya akan memperjelas lagi mengenai istilah tersebut:
1.      Mengubur  : Yang artiya kita perlu mengubur sampah-sampah yang sulit diuraikan oleh      bakteri, seperti kaleng-kaleng bekas, serta sampah yang bisa menjadi tampungan air.
2.      Menutup    : Menutup artinya menutup bak-bak penampungan air bersih yang biasa kita gunakan.
3.      Menguras   : Tidak hanya menutup bak penampungan air saja, tetapi kita juga harus rutin membersihkan bak-bak tersebut. Minimal kita menguras bak-bak penampungan air terutama bak kamar mandi setiap 1 minggu sekali.
                    Mudah bukan cara-cara tadi? Seperti kata pepatah lebih baik mencegah dari pada mengobati. Cukup muali peduli dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan langkah 3M, minimal kita bisa mengurangi penyebab penyakit DBD
                    Hadirin yang berbahagia, demikian pidato saya mengenai cara evektif mencegah penyakit DBD, semoga apa yang saya sampaikan tadi dapat diterapakan di kemudian hari agar kami semua terhindar dari penyakit berbahaya itu.
                    Jika ada tuturkata yang kurang berkenan di hati saudara sekalian saya mohon maaf. Akhir kata selamat pagi dan terimakasih. Waktu saya kembalikan kepada pembawa acara.
---*AECA*---

Minggu, 08 Maret 2015

kerajinan wayang kulit



TUGAS SENI BUDAYA
SMP N 2 KASIHAN

LAPORAN HASIL PENGAMATAN
KERAJINAN WAYAN KULIT

Oleh: Aurelia Ericka Citra Ayudya
IXC/03
TUGAS SENI BUDAYA
SMP N 2 KASIHAN

LAPORAN HASIL PENGAMATAN
KERAJINAN WAYAN KULIT
Oleh: Aurelia Ericka Citra Ayudya
IXC/03

Latar Belakang dan Tujuan

      Latar belakang pembuatan karya tulis “Laporan Hasil Pengamatan Kerajinan Wayang Kulit” ini adalah untuk memenuhi tugas dari guru Seni Budaya kami. Selain itu juga untuk menambah nilai mata pelajaran Seni Budaya kami. Serta sebagai sarana memperluas dan berbagai ilmu pengetahuan mengenai seni dan budaya terutama kerajinan Wayang Kulit.
        Tujuan kami membuat “Laporan Hasil Pengamatan Kerajinan Wayang Kulit” ini adalah untuk :
1.    Menjelaskan mengenai pengertian wayang kulit.
2.   Menjelaskan sejarah wayang kulit.
3.   Menjelaskan pembuatan wayang kulit
4.   Menjelaskan fungsi wayang kulit

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas karunia & rahmatnya, saya dapat menyelesaikan laporan hasi pengamatan kerajinan wayang kulit ini.
Tak lupa juga saya mengucapkan trimakasih kepada guru Seni Budaya selaku pembimbing, serta orang tua saya yang telah mendanai, dan juga teman- teman yang mendukung saya.
Saya mohon maaf apa bila laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar laporan ini menjadi lebih baik.


                                                  Bantul, 17 November 2014

Penyusun

Daftar  isi
Sampul Buku
Judul Buku
Latar Belakang dan Tujuan
    Kata Pengantar
    Daftar Isi
   A.Pengertian Wayang Kulit
     B. Sejarah Wayang Kulit
       C. Alat dan Bahan Pembuatan Wayang kulit
       D. Proses Pembuat Wayang Kulit
       E. Fungsi Wayang Kulit
       F. Galeri
   Penutup

                                                                   

A.   Pengertian Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa.Wayang berasal dari kata 'MaHyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan',hal ini disebabkan karena penonton juga bias menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja.
Wayang kulit adalah boneka yang terbuat dari pahatan kulit yang dimanfaatkan untuk memerankan tokoh pada pertunjukan tradisional.
Wayang kulit merupakan sejenis hiburan pementasan bayang yang terhasil dari patung yang dibuat daripada belulang (kulit lembu/kerbau/kambing). Terdapat pelbagai jenis wayang kulit bergantung kepada tempat asal mereka. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden.
Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yiaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disuluhkan lampu eletrik atau lampu minyak (dian), sehingga para penonton yang berada disebelah berlawanan layar dapat melihat bayangan wayang yang berada ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.




B.    Sejarah Wayang Kulit

Pewayangan berasal dari pemerintahan Raja Airlangga, abad ke-10 masehi.
Konon pertunjukan wayang sudah dikenal di Indonesia jauh sebelum kedatangan orang-orang Hindu. Pertunjukan itu mulai muncul sekitar zaman Neolitik, atau zaman 1500 SM.
Munculnya wayang ditafsirkan karena bayangan lukisan manusia dipandang dapat merupakan tontonan yang menghibur. Pada awalnya, gambar bayangan tersebut diwujudkan diatas daun tal. Karena daun tal dianggap terlalu kecil, selanjutnya gambar dipindahkan ke atas kulit lembu atau sapi.
Gambar yang ditatah tersebut kemudian diberi kain putih. Dengan bantuan sinar lampu, penonton dapat melihat bayangan hitam pada layar. Itulah yang disebut pertunjukan wayang. Yang artinya melihat bayangan (wayang).




C.    Alat dan Bahan Pembuatan Wayang Kulit
Bahan:
·        Kulit kerbau yang sudah diolah menjadi kulit lembaran 50 x 30 cm.
·        Cat bubuk
Alat:
·        Pencil
·        Besi baja runcing
·        Kuas
D.   Proses Pembuatan Wayang Kulit
Wayang kulit dibuat dari bahan kulit kerbau yang sudah diproses menjadi kulit lembaran, perbuah wayang membutuhkan sekitar ukuran 50 x 30 cm kulit lembaran yang kemudian dipola wayang menggunakan pencil laludipahat dengan peralatan yang digunakan adalah besi berujung runcing berbahan dari baja yang berkualitas baik. Besi baja ini dibuat terlebih dahulu dalam berbagai bentuk dan ukuran, ada yang runcing, pipih, kecil, besar dan bentuk lainnya yang masing-masing mempunyai fungsinya berbeda-beda.
Namun pada dasarnya, untuk menata atau membuat berbagai bentuk lubang ukiran yang sengaja dibuat hingga berlubang. Selanjutnya dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan, pada tangan ada dua sambungan, lengan bagian atas dan siku, cara menyambungnya dengan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Tangkai yang fungsinya untuk menggerak bagian lengan yang berwarna kehitaman juga terbuat berasal dari bahan tanduk kerbau dan warna keemasannya umumnya dengan menggunakan prada yaitu kertas warna emas yang ditempel atau bisa juga dengan dibron, dicat dengan bubuk yang dicairkan. Wayang yang menggunakan prada, hasilnya jauh lebih baik, warnanya bisa tahan lebih lama dibandingkan dengan yang bront.




E.    Fungsi Wayang Kulit
Dalam era globalisasi saat ini wayang kukit hanya digunakan sebagai hiburan semata. Berbeda pada zaman dahulu, wayang kulit kerap digunakan untuk media dakwah dan penyebaran agama islam, yang populer disebarkan oleh sunan Kalijaga, seorang wali penyebar agama islam di pulau jawa.
Pertunjukan wayang kulit ditujukan untuk melestarikan budaya Indonesia agar tidak punah dan tidak diakui oleh bangsa lain. Wayang kulit adalah gurunya masyarakat, demikianlah salah satu pernyataan idiomatik yang dapat dipredikatkan untuk sebuah pagelaran wayang kulit. Bukan berarti menempatkan dirinya sebagai sang guru, tetapi lebih pada banyaknya pesan-pesan moral dan pendidikn yang dapat disisipkan dalam sebuah pagelaran wayang kulit.
Wayang kulit juga berfungsi sebagai alterntif media pendidikan masyarakat karena dengan media ini maka minat dan kemampuan masyarakat masih cukup tinggi untuk menikmati pertunjukan ini, sehingga sambil menikmati hiburan mereka mendapat masukan pesan-pesan positif dari sang dalang.
Wayang menjadi media informasi, karena dari segi penampilannya, sangat komunikatif di dalam masyarakat. Dapat diapakai untuk memahami sesuatu tradisi, dapat diapakai sebagai alat untuk mengadakan pedekatan kepada masyarakat¸memberikan informasi mengenai masalah-masalah kehidupan dan segala seluk-baluknya.

Wayang sebagai media hiburan, karena wayang dipakai sebagai pertunjukan di dalam berbagai macam keperluan sebagai hiburan. Selain dihibur para peminat dibudayakan dan diperkaya secara spiritual.